Jakarta: “Bagi orang-orang pesimis, muda selalu diidentikan dengan sosok yang kurang berpengalaman, kurang sabar, kurang teliti dan lain-lain. Tapi bagi orang-orang optimis, muda adalah kekuatan,” tegas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam orasinya yang bertajuk “Muda Adalah Kekuatan” di Djakarta Theater, Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (3/7) malam.
Dalam orasi itu, AHY fokus menyerukan pentingnya anak muda untuk berperan aktif dalam membangun dan berkontribusi untuk Indonesia. Di tahun 2019 diperkirakan ada 100 juta peduduk Indonesia yang berusia 17-35 tahun. Hal ini mengandung dua potensi. Pertama, dalam konteks pesta demokrasi, angka ini merefleksikan 52 persen dari total pemilih dalam Pemilu 2019 mendatang. Kedua, dalam konteks pembangunan nasional, anak muda akan menjadi pelaku utama dan motor penggerak di berbagai sektor, sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. Artinya, anak muda akan sangat menentukan nasib dan masa depan bangsa kita lima tahun mendatang dan selanjutnya.
“Dengan pola pikir “Muda Adalah Kekuatan” kita memilik semangat dan optimisme untuk menggapai mimpi anak muda,” seru AHY disambut riuh teriakan “setuju…” oleh lebih dari 1500 peserta yang memenuhi Djakarta Theater.
AHY percaya, anak muda memiliki tiga hal utama yang perlu diberdayakan dalam membangun Indonesia menjadi negara yang lebih baik. Hal tersebut antara lain: kekuatan fisik, mental dan intelektual. AHY menganggap tiga hal tersebut dapat menjadi pemicu kaum muda agar selalu bermimpi untuk berbakti kepada orang tua, agama, bangsa dan negara.
Selain itu, AHY juga merujuk pada kisah teladan Uwais Al Qarni. Sambil duduk dipinggir panggung, AHY menceritakan kisah Uwais. Uwais adalah pemuda miskin yang menggendong ibunya yang renta naik haji dengan berjalan kaki dari Yaman ke Mekah. AHY mengajak kaum muda untuk meneladani sifat loyalitas, komitmen, totalitas, dan pengorbanan.
Dalam konteks kebangsaan, AHY mengajak kaum muda Indonesia untuk berkomitmen besar untuk memuliakan Ibu Pertiwi Indonesia. Menyitir perkataan John F. Kennedy: “Jangan bertanya apa yang bisa kita dapatkan dari negara, tetapi tanyalah apa yang bisa kita berikan kepada negara.” AHY berkeyakinan, langkah-langkah para pemuda di setiap momen penting sejarah Indonesia senantiasa dituntun oleh jiwa, intuisi dan keyakinan mereka terhadap nilai-nilai kebenaran, keadilan, perjuangan, pengorbanan dan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Baginya, pemuda memang seharusnya bergerak tanpa harus menunggu ‘berpengalaman’ atau menunggu ‘diberi kesempatan’. Pemuda harus berani merebut kesempatan untuk ikut menentukan nasib dan masa depan bangsa Indonesia. Keberanian inilah yang akan menuntun kita untuk mewujudkan cita-cita anak muda. “Anak muda adalah pemegang kunci perubahan bangsa. Kita tidak boleh diam, terutama saat menghadapi ketidakadilan. Jangan diam. Jika orang-orang yang baik berdiam diri, maka hal-hal yang tidak baik, akan terus terjadi,” terang AHY.
Menutup orasinya, AHY mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk bersatu dalam mencapai mimpi dan cita-citanya. “Kita punya mimpi dan cita-cita yang sama, yaitu terwujudnya Indonesia yang aman dan damai, adil dan sejahtera, serta maju dan mendunia. Karena itu, kerakyatan, keumatan dan kebangsaan harus dibaca dalam satu nafas yang sama,” jelas AHY.
“Tunjukkan bahwa muda adalah kekuatan kita, tunjukkan dengan keringat kita. Tunjukkan bahwa kita adalah generasi pembaharu untuk Indonesia yang jaya,” tutup AHY menggelorakan semangatnya.
Dengan kemasan acara bertema anak muda, acara ini turut dimeriahkan oleh penampilan standup comedy Ridwan Remin dan band Laid This Night. Acara ini turut dihadiri oleh ribuan peserta berasal dari beragam komunitas, startups, relawan, organisasi muda lainnya serta juga para pelajar dan mahasiswa. (aku/adw/csa)
Ni Luh Putu Caosa Indryani
Chief Communication Officer
The Yudhoyono Institute