SIGN IN YOUR ACCOUNT TO HAVE ACCESS TO DIFFERENT FEATURES

FORGOT YOUR PASSWORD?

FORGOT YOUR DETAILS?

AAH, WAIT, I REMEMBER NOW!

The Yudhoyono Institute

  • Language:
  • English
  • Bahasa
  • LOGIN
  • Home
  • About TYI
    • Vision Mission
    • Merchandise
    • Contact
    • Locations
    • Jobs at TYI
  • What We Do
    • Publications
      • Majalah Strategi
      • Analysis
    • Trainings
      • Leadership and Management Trainings
      • Business Leader Brief
    • Regular Forums
      • Roundtable Discussion
      • Dialogue with Grass Root
      • Annual Dialogue
      • Series of Lecture
  • Programs
  • Latest Event
    • TYI Goes to Campus
    • Dialog Rakyat
    • Roundtable Discussion
    • Diskusi Online
    • Esai #SBYQuoteTYI
    • Esai #SBYQuoteTYI Jilid 2
    • Webinar TYI
    • ANNUAL POLICY DIALOGUE 2022
    • Others
  • Press Room
  • Books of SBY
  • SBY Corner: A Better World is Possible
Contact
TYI

Berpacu dengan Perubahan, Apakah Kita Akan Menang?

Senin, 17 Mei 2021 / Published in Esai #SBYQuoteTYI, Survive Grow Win

Berpacu dengan Perubahan, Apakah Kita Akan Menang?

Oleh: Ilham Nur Muhammad

Sudah satu tahun lebih semenjak pandemi covid-19 meliputi dunia, tak terkecuali negara kita tercinta Indonesia. Pengaruhnya sangat besar di setiap lini kehidupan, tidak ada satu pun yang bisa lepas dari jeratan efek dari pandemi ini. Kita tentu tidak akan membayangkan sebelumnya bahwa setiap hari akan menatap layar kaca untuk bekerja, bersekolah, berkonsultasi kesehatan dengan dokter, hingga melakukan aktivitas lainnya.

Mungkin sedasawarsa ke belakang ini telah digebrak dengan munculya berbagai platform belanja online hingga transportasi online yang membuatnya serba digital. Perubahan kala itu sangat berimbas pada sistem konvensional yang sebelumnya eksis hingga timbul gesekan sampai pertikaian. Mereka yang merasa dirugikan oleh perubahan itu mengerang karena kesulitan yang dialaminya, mau tak mau akhirnya dipaksa untuk mengikuti perubahan ini. Ojek pangkalan yang awalnya adem ayem terusik dengan ojek online dan took-toko fisik mulai kalah bersaing dengan toko online dengan segala kelebihannya seperti diskon, cashback, sampai bonus-bonus yang ditawarkannya kepada konsumen.

Tidak bisa dipungkiri bahwa memang perubahan itu nyata dan kita rasakan dampaknya. “Tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri, semua berubah hanya satu yang tidak berubah yaitu berubahan, berubah atau mati.” Begitulah kutipan dari filsuf Yunani bernama Heraclitus yang dikenal sebagai filosof perubahan (Muller-Merbach, 2006). Ungkapan ini menunjukkan bahwa perubahan adalah fenomena hidup yang tidak bisa dihindari tetapi harus dihadapi. Sebuah perubahan pasti terjadi cepat atau lambat, dikehendaki atau tidak.

Dengan adanya pandemi yang hampir satu setengah tahun ini, banyak sekali perubahan yang terjadi secara masif hingga membuat masyarakat keteteran untuk mengimbangi perubahan itu. Perlu perjuangan ekstra memang untuk menghadapi sebuah hal yang berbeda dengan kebiasaan, namun sebagai manusia kita harus bisa beradaptasi dan berevolusi. “Yang survive, grow, and win adalah mereka yang tahu dunianya tengah dan telah berubah, kemudian ikut melakukan perubahan.” Kutipan pesan dari presiden ke-6 RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono ini seolah menekankan bahwa kita harus sadar bahwa ada perubahan dan secara sadar pula ikut berubah. Tidak peduli seberapa besar hal yang berubah itu, pasti ada cara yang bisa dilakukan untuk bertahan, berkembang dan akhirnya memenangi perubahan itu. “Yang menjadi the winners adalah mereka yang adaptif, inovatif, dan open minded.”

Sebagai bangsa, Indonesia juga tidak akan luput dari pengaruh perubahan global. Di era globalisasi yang memasuki revolusi industri 4.0 dengan artificial intelligent (AI) yang semakin marak, membuat segala bidang kehidupan akan terdampak. Semakin sedikit kebutuhan pekerja kasar karena tergantikan dengan mesin. Maka dari itu perlu dipersiapkan tenaga kerja Indonesia yang terampil dan memiliki daya saing agar unggul bukan hanya dibanding mesin AI tetapi juga tenaga kerja asing yang marak masuk ke dalam negeri.

Dalam mengikuti perubahan ini pemuda juga harus membekali diri dengan kemampuan teknologi agar bisa mengembangkan diri dan membangun Indonesia sehingga tidak terus bergantung dengan luar negeri. Respon terhadap perubahan sebenarnya sudah mulai ada di bidang pendidikan, beberapa perguruan tinggi mulai membuka program studi yang menyesuaikan perkembangan teknologi. Sebut saja Universitas Airlangga dengan program studi teknologi sains data, teknik robotika dan AI, hingga rekayasa nanoteknologi. Fasilitas pendidikan seperti ini selayaknya menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan oleh generasi muda untuk menimba ilmu yang bisa diterapkan di era modern ini.

Pergeseran menuju platform online di bidang lain seperti kesehatan juga sangat krusial. Saat ini saya sesuai dengan bidang yang saya geluti yaitu kedokteran gigi juga mengembangkan teledentistry dan konten edukasi kesehatan. Teledentistry merupakan wadah untuk memberikan informasi kepada masyarakat berupa konsultasi online mengenai keluhannya sebelum datang ke dokter gigi. Harapannya pasien bisa memiliki gambaran mengenai penyakit yang diderita dan perawatan yang akan didapatkan serta mendapatkan pengetahuan kesehatan. Beberapa platform yang tersedia sebisa mungkin dipergunakan seperti Whatsapp, Instagram, Twitter, Facebook, hingga Telegram. Semuanya bertujuan agar memberi solusi kepada masyarakat sekaligus menjadi inovasi dalam menghadapi arus perubahan modernisasi.

Kehidupan sangatlah dinamis dan tidak ada yang bisa mencegah terjadinya perubahan. Persaingan global semakin jelas di depan mata kita. Siapa yang akan memenangi persaingan dan perubahan ini? Jawabannya adalah kita, sebuah keharusan bagi bangsa Indonesia untuk memenanginya. Sebuah tanggung jawab bagi pemuda untuk meneruskan perjuangan pahlawan pendiri bangsa. Mereka yang meletakkan pondasi kokoh bagi negeri tercinta ini, dan kita lah yang wajib membangunnya hingga megah berdiri. Seberapapun ombak dan badai menerjang, ini adalah perjuangan kita dan sebagai manusia Indonesia yang kuat dengan jiwa-jiwa perjuangannya kita harus mampu bertahan, berkembang, dan menang.

What you can read next

Kekerasan di Jerusalem, Peran Indonesia dan Perdamaian Dunia
Menjadi Pemenang dalam Perubahan pada Masa Pandemi Covid-19
ANTARA ALAM, KEUNTUNGAN DAN KESEJAHTERAAN

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent Posts

  • Materi The Yudhoyono Institute Panel Discussion “Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan, dan Ekonomi Global”

    Saksikan Siaran Langsung: The Yudhoyono Institu...
  • Panel Discussion “Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan, dan Ekonomi Global”

    The Yudhoyono Institute Panel Discussion “Dinam...
  • AHY Optimis Indonesia Bisa Menjadi Negara Yang Maju

    Kupang, NTT: Di hadapan ratusan mahasiswa-mahas...
  • Ada Tren Kemunduran Demokrasi, AHY Ajak Indonesia-Australia Jaga Kualitas Demokrasi

    Australia: “Ada tren kemunduran demokrasi yang ...
  • World leaders and experts gathers on 31 October and 1 November in Berlin, capital to the current G7 Presidency, to seek solutions to the multiple crises.

    From left to right: First row: – Dalia Gr...

SIGN UP TO OUR NEWSLETTER

RESOURCES

  • Contact
  • Jobs at TYI
  • Media Resources
  • Follow

ABOUT

  • The Yudhoyono Institute at a Glance
  • Vision Mission
  • History
  • Location

© 2023 - The Yudhoyono Institute

TOP