SIGN IN YOUR ACCOUNT TO HAVE ACCESS TO DIFFERENT FEATURES

FORGOT YOUR PASSWORD?

FORGOT YOUR DETAILS?

AAH, WAIT, I REMEMBER NOW!

The Yudhoyono Institute

  • Language:
  • English
  • Bahasa
  • LOGIN
  • Home
  • About TYI
    • Vision Mission
    • Merchandise
    • Contact
    • Locations
    • Jobs at TYI
  • What We Do
    • Publications
      • Majalah Strategi
      • Analysis
    • Trainings
      • Leadership and Management Trainings
      • Business Leader Brief
    • Regular Forums
      • Roundtable Discussion
      • Dialogue with Grass Root
      • Annual Dialogue
      • Series of Lecture
  • Programs
  • Latest Event
    • TYI Goes to Campus
    • Dialog Rakyat
    • Roundtable Discussion
    • Diskusi Online
    • Esai #SBYQuoteTYI
    • Esai #SBYQuoteTYI Jilid 2
    • Webinar TYI
    • ANNUAL POLICY DIALOGUE 2022
    • Others
  • Press Room
  • Books of SBY
  • SBY Corner: A Better World is Possible
Contact
TYI

Di Belanda, AHY Bicara Peluang dan Tantangan dari Revolusi Industri ke-4

Jumat, 20 September 2019 / Published in EN, Event

Di Belanda, AHY Bicara Peluang dan Tantangan dari Revolusi Industri ke-4

Rotterdam, Belanda: Pesatnya perkembangan teknologi telah membawa kita memasuki Revolusi Industri ke-4. Dampak dari revolusi ini telah mempengaruhi setidaknya tiga aspek, yaitu politik, ekonomi, dan sosio-kultural. Demikian tutur Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ketika menghadiri undangan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda dalam acara International Conference on Indonesian Development (ICID) 2.0 di Universitas Erasmus, Rotterdam, Belanda, Kamis (19/9) malam, waktu setempat.

Menurut AHY, Revolusi Industri ke-4 yang ditandai dengan semakin biasnya dunia riil dan digital akibat penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, telah menghadirkan peluang dan tantangan baru. Dalam aspek ekonomi, apa yang kita sebut sebagai ekonomi digital telah membuktikan bahwa disrupsi bisnis model tradisional belakangan ini telah memberi kesempatan bagi para pengusaha jenis baru.

“Sepuluh tahun yang lalu, orang-orang mungkin skeptis terhadap prospek e-commerce di Indonesia. Tapi sekarang kita bangga melihat beberapa start-up digital lokal berkembang menjadi perusahaan bernilai miliaran dolar, atau yang sering disebut sebagai unicorn,” terangnya.

AHY juga mencontohkan beberapa start-up sukses asal Indonesia, diantaranya seperti Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, Bukalapak, yang bahkan telah melakukan ekspansi hingga ke negara-negara Asia Tenggara. “Mereka tidak hanya membantu mendorong pertumbuhan ekonomi tetapi juga telah mengubah cara hidup masyarakat kita,” kata AHY.

Di sisi lain, disrupsi ini juga memunculkan sejumlah tantangan. Beberapa pekerjaan menjadi tidak terpakai dan pada akhirnya hilang. Para pekerja di bidang tradisional harus bisa beradaptasi menyesuaikan tren yang ada. Oleh karena itu, AHY menekankan peran pemerintah dalam menghadapi tantangan ini, sebab hal ini tidak bisa hanya diserahkan begitu saja pada kekuatan pasar.

“Pemerintah perlu memastikan adanya bidang yang seimbang antara bisnis dan keuntungan yang dapat dinikmati oleh semua pihak, bukan hanya terkonsentrasi pada segelintir orang,” kata AHY menjelaskan.

“Realokasi tenaga kerja ke sektor-sektor ekonomi baru yang terus tumbuh akan membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang tepat untuk membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Kolaborasi antara pusat pendidikan dan industri akan dibutuhkan untuk memastikan keselarasan. Seluruh perspektif ini membutuhkan pendekatan pembangunan yang inklusif dari pemerintah,” sambungnya.

Lebih lanjut, AHY percaya bahwa pemerintah harus secara konsisten menerapkan 4-track development strategy untuk memanfaatkan Revolusi Industri ke-4. Keempat strategi itu adalah, berpihak pada pertumbuhan ekonomi, berpihak pada masyarakat tidak mampu, berpihak pada pencari kerja, dan berpihak pada lingkungan hidup.

“Implementasi strategi ini akan membantu menghasilkan lebih banyak peluang ekonomi, mengurangi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan, menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan melindungi lingkungan. Tidak seorang pun boleh tertinggal. Tujuan keseluruhan adalah untuk mencapai pertumbuhan yang berkeadilan. Hanya dengan begitu kita dapat memperoleh manfaat ekonomi penuh dari Revolusi Industri ke-4,” tuturnya. (bcr/csa)

Tagged under: Agus Yudhoyono, AHY, Universitas Erasmus

What you can read next

Kunjungi Bencana Lebak Banten, AHY: Saya Ingin Semangati Warga
Beri Kuliah Umum di STIE Bima, AHY: STIE Luar Biasa!
Siapkan Pemimpin Masa Depan, AHY Luncurkan The Yudhoyono Institute

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent Posts

  • Materi The Yudhoyono Institute Panel Discussion “Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan, dan Ekonomi Global”

    Saksikan Siaran Langsung: The Yudhoyono Institu...
  • Panel Discussion “Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan, dan Ekonomi Global”

    The Yudhoyono Institute Panel Discussion “Dinam...
  • AHY Optimis Indonesia Bisa Menjadi Negara Yang Maju

    Kupang, NTT: Di hadapan ratusan mahasiswa-mahas...
  • Ada Tren Kemunduran Demokrasi, AHY Ajak Indonesia-Australia Jaga Kualitas Demokrasi

    Australia: “Ada tren kemunduran demokrasi yang ...
  • World leaders and experts gathers on 31 October and 1 November in Berlin, capital to the current G7 Presidency, to seek solutions to the multiple crises.

    From left to right: First row: – Dalia Gr...

SIGN UP TO OUR NEWSLETTER

RESOURCES

  • Contact
  • Jobs at TYI
  • Media Resources
  • Follow

ABOUT

  • The Yudhoyono Institute at a Glance
  • Vision Mission
  • History
  • Location

© 2023 - The Yudhoyono Institute

TOP