Oleh: Didik Siswanto, M.Pd (Guru SMK Negeri 7 Sarolangun Jambi)
Dalam salah satu quotes Pak SBY yaitu: Dalam transformasi menuju Indonesia 2045 diperlukan visi dan strategi besar, yang dijalankan oleh segenap komponen bangsa yang benar-benar bersatu dan mau bekerja keras di bawah kepemimpinan putra-putri terbaik bangsa, penulis akan memaparkan tulisan secara spesifik mengenai penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan SMK menuju Indonesia Emas 2045.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk sebanyak 270,20 juta jiwa (data sensus penduduk tahun 2020 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik) tentunya memiliki potensi untuk dapat bersaing dengan negara maju semacam Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman maupun Tiongkok. Jumlah penduduk sebesar itu harusnya didukung oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan melalui suatu proses pendidikan yang panjang dan menyesuaikan dengan kondisi kekinian.
Selanjutnya Indonesia juga merupakan negara dengan keanekaragaman yang luar biasa, yang merupakan anugerah Allah SWT yang patut disyukuri. Alam yang elok, Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah serta memiliki budaya yang beragam. Hal tersebut jika dikelola dengan baik tentunya akan linier dengan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Putra-putri terbaik Bangsa Indonesia bukanlah orang yang selalu kalah jika disandingkan dengan putra-putri bangsa lain di dunia. Putra-putri terbaik Indonesia kerap memberikan bukti di lapangan tentang keberhasilan mereka, salah satunya melalui momen-momen berskala internasional, semisal olimpiade sains, olimpiade olahraga, maupun prestasi-prestasi lainnya yang turut menorehkan tinta emas Indonesia di pelataran dunia internasional.
Dalam konteks pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Indonesia sejatinya bisa menghasilkan generasi-generasi terampil dan siap kerja untuk dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju. Perusahaan
milik asing sudah banyak menggunakan tenaga kerja alumni SMK, seperti perusahaan di Jepang dan Korea Selatan.
SMK sebagai miniatur penguatan SDM Indonesia yang berkualitas dan siap kerja sedang bergerak menuju perkembangan yang pesat. Seluruh daerah di Indonesia bergerak aktif mengembangkan pendidikan SMK. Apalagi saat ini SMK tidak saja berkutat pada pola pendidikan yang monoton seperti persoalan magang saja, sekarang justru SMK telah membidik peluang usaha untuk melakukan transformasi dengan menggandeng dunia usaha dan dunia industri melalui pernikahan massal (link and match).
Pendidikan di SMK dikembangkan berdasarkan potensi masing-masing daerah di Indonesia yang tersebar di 34 Provinsi. Walaupun belum seluruhnya berjalan dengan baik, tetapi melalui pendidikan di SMK akan tercipta banyak lapangan kerja yang mana pada usia lulusan SMK banyak terjadi pengangguran di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020, tingkat pengangguran pada level usia 15-19 tahun yang merupakan usia lulusan SMK adalah sebesar 24, 34 persen. Artinya jika melalui pendidikan SMK yang benar- benar dikerjakan secara serius, angka pengangguran pada usia tersebut dapat diminimalisir.
Provinsi yang ada di Indonesia terutama di Jambi memiliki potensi yaitu pertanian, perkebunan, pariwisata, pertambangan, perikanan tentunya memerlukan sentuhan pendidikan SMK. Pola pendidikan SMK yang saat ini banyak melibatkan dunia usaha dan dunia industri dalam proses pembelajaran akan mampu menghasilkan lulusan yang betul-betul diharapkan oleh kebutuhan zaman. Apalagi sekarang banyak pekerja-pekerja asing yang masuk ke Indonesia, untuk berharap pada pekerja yang lulusan strata 1 maupun lulusan politeknik sangat sulit sekali. Terutama saat ini akibat dari pandemi Covid-19 banyak yang sedang menjalani perkuliahan harus meninggalkan bangku kuliah akibat ekonomi yang tidak pasti, sedangkan pasar membutuhkan tenaga kerja siap pakai.
Para pemangku kepentingan, hendaklah terus memberikan porsi yang besar pada penguatan pendidikan SMK. Pemerintah tidak saja melengkapi sarana dan prasarana yang berbentuk fisik, melainkan juga penguatan dan penyediaan
pengajar SMK yang berkualitas. Saat ini justru guru-guru yang bertugas di satuan pendidikan SMK cenderung banyak didominasi oleh guru non kejuruan, padahal rohnya SMK terletak pada bidang kejuruan (kompetensi masing-masing program studi). Pemerintah dalam hal rekrutmen Pegawai Negeri Sipil lebih banyak merekrut guru Matematika, Pendidikan Agama, ketimbang merekrut guru kejuruan listrik.
Kemudian selain memperbanyak guru kejuruan, pendidikan SMK juga harus diperkuat dengan regulasi-regulasi yang memudahkan lulusan SMK untuk berkiprah di perusahaan-perusahaan maupun dalam hal mendirikan wirausaha. Banyak regulasi yang dikeluarkan oleh pemangku kepentingan, terutama di daerah yang masih memperumit alumni SMK untuk dapat survive di era yang penuh kompetisi sekarang ini.
Melalui pendidikan SMK, pembangunan Sumber Daya Manusia di Indonesia dapat dilakukan secara masif. Mengingat potensi yang ada pada masing-masing daerah dan dalam kondisi terkini yang masih sulit sebagai akibat pandemi Covid-19, Sekolah Menengah Kejuruan memiliki masa depan yang cerah dan dapat memberikan efek signifikan dalam mewujudkan Indonesia EMAS 2045.