Oleh: Hasbi Dicky Baihaqi
Tahun 2045 menjadi 100 tahun Indonesia merdeka, 4 pilar untuk meyongsong visi dalam rangka menyambut tahun tersebut adalah: (Bappenas, 2019)
- Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
- Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan,
- Pemerataan Pembangunan,
- Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan
Keempat aspek yang telah disebutkan di atas menjadi perhatian utama untuk Indonesia pada saat ini. Salah satu penjabaran dari aspek Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan ialah mengenai ketahanan energi. Data menunjukkan pada tahun 2018 energi yang paling banyak digunakan di Indonesia (BPPT, 2020) berasal dari minyak bumi dan batu bara untuk kepentingan transportasi (43,8%), industri (35.7%), rumah tangga (13,9%), komersial (4,8%) dan lainnya (1,8%). Minyak bumi dan batu bara merupakan energi yang suatu saat akan mengalami krisis, apabila hal tersebut terjadi maka hampir seluruh lini penggerak perekonomian di Indonesia akan terhambat. Untuk mengatasi kelangkaan energi tersebut salah satu upaya yang dilakukan ialah menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dicanangkan pada tahun 2045 penggunaannya sebesar 30% (Bappenas, 2019).
Permasalahan yang timbul saat ini adalah masih berlangsungnya krisis akibat pandemi COVID-19 yang sudah kurang lebih 2 tahun di Indonesia. Pertanyaannya adalah apakah Indonesia mampu merealisasikan target di tahun 2045 dengan pertimbangan snow ball effect dari krisis yang telah berlangsung 2 tahun ini?
Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di masa pandemi menjadikan ketahanan energi di Indonesia ini membaik (Astutik, 2021). Hal ini diperkuat atas menurunnya penggunaan energi di area industri dan perkantoran yang memiliki pembatasan jam operasional, penurunan mobilisasi penduduk, walaupun dari segi penggunaan energi pada rumah tangga justru meningkat akibat Work From Home (WFH), namun secara keseluruhan penggunaan energi menurun. Pada aspek lain, snow ball effect dari pandemi justru menyerang sektor ekonomi dan melambatnya pembangunan infrastruktur untuk melakukan konservasi energi berupa pembukaan lahan EBT baru, peningkatan mutu EBT yang sudah ada, berkurangnya investasi peralatan EBT, dan semua itu menyebabkan implementasi EBT masih 11.51% di tahun 2020 (Rahma, 2021).
Kondisi pandemi tentu memberatkan tugas bangsa Indonesia dalam mewujudkan visi. Saat ini sekiranya bisa membuktikan sebuah kutipan dari Susilo Bambang Yudhoyono, “Dalam transformasi menuju Indonesia 2045, diperlukan visi & strategi besar, yang dijalankan oleh segenap komponen bangsa yang benar-benar bersatu & mau bekerja keras, di bawah kepemimpinan putra-putri terbaik bangsa”.
Strategi mewujudkan EBT ialah dengan memaksimalkan energi surya di Indonesia. Dari total potensi 419 Giga Watt (GW) EBT di Indonesia, potensi 208 GW disumbang melalui energi surya, hal ini mengingat hampir seluruh wilayah Indonesia terkena sinar matahari (Suwarmin, 2021). Sehingga proyek energi surya menjadi pilihan utama karena mampu terjangkau di sektor industri, perusahaan, hingga rumah tangga. Implementasi terbaru dari energi surya sedang diterapkan di atas permukaan danau. Potensi energi surya diharapkan dapat menghasilkan listrik yang besar dan mampu menghemat energi.
Strategi penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) menjadi solusi yang tepat dalam bidang transportasi. Kemunculan operasi mobil listrik harus kita terima dengan positif, karena negara maju sudah mulai beralih dan Indonesia tidak boleh tertinggal. Keunggulan dari penggunaan kendaraan listrik berkali lipat lebih murah (Kurniawan, 2021), tanpa polusi, mudah melakukan charge, dan tentunya menekan penggunaan energi terbesar pada bidang transportasi.
Seluruh komponen bangsa sedang bersatu-padu untuk menyukseskan program EBT, mulai dari pemerintah yang telah mengeluarkan kebijakan percepatan EBT, perusahaan milik negara dan swasta domestik yang menjalin kerja sama, masyarakat umum yang ikut membantu, dan tak lupa mahasiswa sebagai agent of change. Prestasi membanggakan diraih oleh 2 mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berhasil memenangkan kompetisi Schneider Go Green 2021 tingkat Asia Pasifik atas terobosan inovasi baterai organik dari alga merah (Dzakiyyah & Fane, 2021). Artinya, baterai ramah lingkungan tersebut dapat digunakan dengan aman tanpa perlu khawatir terkait limbah baterai yang dapat merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat setempat. Saat ini ide baterai tersebut sedang dikembangkan lebih jauh, bukan tidak mungkin baterai ini bisa menunjang KBLBB. Prestasi kedua mahasiswa tersebut merupakan salah satu contoh dari sumbangsih putra-putri terbaik bangsa, yang pada tahun 2045 akan memasuki usia matang untuk memimpin Indonesia ke arah yang lebih baik.
Pengaruh EBT dapat menopang produktivitas kinerja, ramah lingkungan serta kesehatan masyarakat terjamin, menghemat perekonomian karena tidak melakukan impor, dan bijak menggunakan energi untuk kepentingan dalam negeri. Memaknai semangat dari kutipan Susilo Bambang Yudhoyono bukan mustahil bahwa Indonesia emas di tahun 2045 di bidang energi dapat terpenuhi.
Astutik, Y. (2021). Grand Strategi Energi RI Disusun, Sesuai Efek Pandemi. Retrieved June 10, 2021, from www.cnbcindonesia.com website: https://www.cnbcindonesia.com/news/20210204150816-4-221058/grand-strategi-energi-ri-disusun-sesuai-efek-pandemi,
Bappenas. (2019). Visi Indonesia 2045 – Background Study. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, 1–158.
BPPT. (2020). Indonesia Energy Outlook 2020 – Special Edition Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Sektor Energi di Indonesia. In PPIPE dan BPPT. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/343903321_OUTLOOK_ENERGI_INDONESIA_2020_Dampak_Pandemi_COVID-19_terhadap_Sektor_Energi_di_Indonesia
Dzakiyyah, Y., & Fane, R. (2021, May). Baterai Organik dari Alga Merah. Koran Kompas, p. 6.
Kurniawan, R. (2021). “Jakarta-Bali Pakai Mobil Listrik Cuma Rp 200.000, Ini Simulasinya.” Retrieved June 11, 1BC, from Koran Kompas website: https://otomotif.kompas.com/read/2021/01/04/140200915/jakarta-bali-pakai-mobil-listrik-cuma-rp-200.000-ini-simulasinya?page=all
Rahma, A. (2021). HIngga 2020, Bauran Energi Baru Terbarukan Nasional Masih 11,51 Persen. Retrieved June 10, 2021, from www.liputan6.com website: https://www.liputan6.com/bisnis/read/4457522/hingga-2020-bauran-energi-baru-terbarukan-nasional-masih-1151-persenSuwarmin. (2021). Talkshow Virtual Outlook Energi Indonesia 2021. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?v=RShOOc3RLwY