Oleh: Niki S
Tanpa kita sadari bahwa perkembangan penduduk di dunia berkembang begitu pesat. Kita ambil contohnya Indonesia. Data BPS mencatat di tahun 2020 penduduk Indonesia sudah mencapai 270,20 juta jiwa, terjadi peningkatan 32,56 juta penduduk. Empat tahun lagi, sangat memungkinkan jumlah penduduk Indonesia mencapai angka 300 juta.
Meningkatnya penduduk Indonesia ini begitu pesat ini sering kali tidak dibarengi dengan kesejahteraan yang memadai. Akibatnya banyak kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Lagi-lagi data BPS mencatat jumlah kemiskinan di Indonesia September 2020 berada di angka 27,55 juta, artinya ada sekitar 10% dari jumlah penduduk Indonesia yang dikategorikan miskin. Padahal pada bulan September 2019 angka kemiskinan sempat berada di angka 24,79 juta. Setahun kemudian, terjadi kenaikan. Keadaan ini justru diperparah saat Indonesia menuju resesi.
Pandemi virus Corona COVID-19 sejak masuk Indonesia menjadi masalah utama yang memporak-porandakan penduduk Indonesia. Mereka yang tadinya bekerja, sebagian diharuskan diberhentikan dari tempat kerjanya. Terpaksa berhentinya pun karena tidak ada acara lain. Semua sektor usaha harus menelan pil pahit tatkala produksinya menurun, penjualannya menurun, inilah yang berdampak pada sebagian pekerja terpaksa dirumahkan. Sebagian dari mereka bahkan harus diberhentikan total. Datangnya virus Corona ikut menambah jumlah pengangguran dan yang pada akhirnya menambah jumlah kemiskinan.
Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia tidak sendirian. India juga merasakan pahitnya selama pandemi. Bahkan dilaporkan untuk wilayah India, dampak pandemi virus Corona menyebabkan 75 juta jiwa penduduk menjadi miskin, Kemudian, Jepang, negara maju di Kawasan Asia juga tidak luput dari kemiskinan. Negara adikuasa, Amerika Serikat juga mencatat ada kenaikan sebesar 8 juta angka kemiskinan akibat pandemi.
Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa laju pertumbuhan penduduk menjadi salah satu faktor penyebab kemiskinan. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan membahayakan suatu negara. Ketidakmampuan mengenyam pendidikan, membeli bahan pangan, bias menimbulkan efek negatif di kehidupan sosial. Seperti dalam quotes Pak Susilo Bambang Yudhoyono yang mengatakan dunia terasa tidak sedap jika ada sekitar 80 juta manusia (1% penduduk dunia) yang sangat kaya, bahkan kaya raya, sementara masih ada 800 juta penghuni dunia yang untuk makan pun susah. Berapa banyak penduduk yang kaya, bahkan yang sangat kaya raya di suatu negara? Jumlahnya tentu tidak banyak. Sedangkan jika dibandingkan dengan penduduk yang miskin, bahkan yang benar-benar miskin di suatu negara, sangat bertolak belakang jumlahnya. Inilah yang digambarkan tidak sedap dipandang.
Kemiskinan menurut BAPPENAS diartikan sebagai situasi serba kekurangan karena keadaan yang tidak dapat dihindari oleh seseorang dengan kekuatan yang dimilikinya. Ini sudah lama menjadi persoalan yang harus diselesaikan kita bersama. Dalam mengentaskan kemiskinan, pemerintah bisa membantu memberikan pendidikan yang layak, memberikan kesempatan bagi mereka yang kurang dalam hal ekonomi agar bisa mengenyam pendidikan di sekolah, misalnya pendidikan gratis bagi warga miskin yang tidak mampu secara ekonomi. Mengedukasi dan menerapkan Keluarga Berencana (KB) bagi pasangan muda yang sudah menikah. Tindakan ini akan memperlambat laju pertambahan penduduk. Pemerintah juga bisa memberikan pelatihan-pelatihan bagi mereka yang kurang terampil, memampukan pekerja agar memperoleh keahlian baru di samping keahlian yang sudah dimiliki. Ini bisa digunakan untuk bersaing dengan negara lain. Kemudian, pemerintah bisa menstabilkan harga kebutuhan pokok sehingga bisa dijangkau masyarakat berpenghasilan rendah. Dalam hal perumahan, pemerintah bisa melakukan subsidi untuk perumahan agar harganya bisa dijangkau mereka yang punya penghasilan rendah.
Menuntaskan kemiskinan memang tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah saja. Tetapi kita juga bisa ikut membantu. Ambil contoh, mereka yang dikategorikan sebagai orang yang kaya, berpenghasilan besar dan hidup lebih dari cukup bisa ikut membantu sesama dalam hal memperkerjakan warga yang menganggur, memberikan bantuan sandang dan pangan bagi mereka miskin, mengalami bencana. Tidak mudah memang, tapi jika kita berjuang, di hari-hari yang sulit ini selalu ada harapan yang akan datang.