Batu, Malang: Di Kota Batu, Malang yang mendapat julukan ‘kota wisata’, VP Corporate Affairs The Yudhoyono Institute (TYI) Mira Permatasari diundang untuk memberikan kuliah umum di Seminar Nasional ‘Artmostfair’ Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang, Minggu (26/11). Tema yang diangkat adalah “Generasi Muda Indonesia Menghadapi Perkembangan Sains dan Teknologi”.
Di hadapan ratusan mahasiswa yang datang dari berbagai universitas di Jawa Timur dan Sumatera Utara, Mira berbagi pandangan tentang perkembangan sains dan teknologi.
Sebelum memulai sesinya, para peserta seminar mendapat kejutan ketika Mira memutarkan video Direktur Eksekutif TYI Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dalam video tersebut, AHY menyapa para peserta dan menyampaikan bahwa ia mengirimkan perwakilan dari TYI untuk berbagi ilmu dan pandangan mengenai visi Indonesia Emas 2045, dan tentunya dalam menghadapi perkembangan sains dan teknologi. Tak lupa AHY menyampaikan harapannya agar acara Artmostfair berjalan sukses dan lancar.
Pada sesinya, Mira menyampaikan tentang peluang dan tantangan dunia abad 21, khususnya perkembangan sains dan teknologi. “Perkembangan sains dan teknologi adalah keniscayaan karena perubahan selalu konstan terjadi, change is the only constant,” katanya mengutip filsuf kuno Yunani Heraclitus.
“Kini kita tidak hanya harus menyiapkan diri untuk bersaing dengan sesama manusia, namun juga dengan robot dan bentukan-bentukan teknologi lainnya,” lanjutnya. Mira juga menyampaikan layaknya dua sisi mata koin, perkembangan sains dan teknologi selain membawa kemudahan, juga bisa membawa masalah baru.
“Saat ini, menjadi pintar bukanlah cita-cita tapi adalah keharusan, iqra, iqra, iqra. Namun, pintar saja tidak cukup, knowledge is power but character is more,” terang Mira tentang prasyarat untuk menyiapkan generasi unggul.
Mira menyebutkan, layaknya dua sisi mata koin, perkembangan sains dan teknologi selain membawa kemudahan juga bisa membawa masalah baru. Namun, generasi muda Indonesia janganlah berkecil hati dan patah semangat, selalu melihat semuanya secara utuh dan dari sisi lain, “always think out of the box and see the glass half full”, atau dengan kata lain, ubahlah segala tantangan yang ada menjadi peluang.
Acara yang bertempat di Gedung Susilo Bambang Yudhoyono Pascasarjana UIN Maliki ini dimulai dengan sambutan oleh Wakil Rektor I Bidang Pendidikan Dr. Zainuddin beserta Perwakilan Pemerintah Kota Malang Dra. Rukaya dan Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Dr. Sri Harini.
Selain Mira Permatasari, Dekan Saintek UIN Maliki Dr. Sri Harini dan Komisaris Jawapos Imawan Mashuri turut menjadi pembicara. (fma)