Oleh: SAMSURIYANTO, S.Kom.I.,M.Sos.
(Pemerhati kajian komunikasi. Penulis buku DakwahLembut, Umat Menyambut (2020), Menyelamatkan Negeri: Dari Radikalisme, Covid-19 dan Korupsi (2021), Teori Komunikasi; Membangun Literasi, Menganalisis Situasi (2021) dan tiga buku lainnya)
“Dunia yang sedikit lebih adil dan sedikit lebih damai bisa kita wujudkan. A better world is possible.,” adalah pesan bijak Presiden Republik Indonesia (RI) ke-6, Jenderal (Purn). Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab keadilan dan perdamaian sangat penting untuk menciptakan masyarakat aman dan toleran. SBY ketika menjadi kepala negara telah banyak melakukan komunikasi untuk menciptakan perdamaian (peace building) baik di dalam maupun di dalam negeri. Pada tulisan ini, hanya difokuskan pada perdamaian Aceh dan Palestina yang telah dilakukan oleh pria kelahiran 9 September 1949 ini.
SBY, Dialog dan Perdamaian Aceh
Sebagaimana dilaporkan oleh detik.com/13/10/2014 bahwa konflik yang terjadi selama puluhan tahun di Aceh berakhir diselesaikan oleh SBY saat menjabat sebagai Presiden RI. Pemerintah Indonesia dan Petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menandatangani Perjanjian Helsinki pada 15 Agustus 2005 yang bersepakat menyelesaikan konflik. Pemerintahan SBY juga mendirikan lembaga-lembaga dialog sebagai wadah komunikasi, seperti pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Komunitas Intelejen Daerah (KOMINDA) dan Forum Pembaruan Kebangsaan (FPK).
Samsuriyanto (2021: 63) dalam buku Teori Komunikasi; Membangun Literasi, Menganalisis Situasi dengan mengutip Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss bahwa dialog menghasilkan kesempatan guna mencapai persatuan dalam perbedaan. Pembentukan lembaga-lembaga dialog adalah cara persuasif yang dilakukan pemerintah untuk mengakhiri konflik dengan gerakan separatisme. Apalagi Aceh dengan sebutan serambi Mekkah, tentu memiliki semangat keberagamaan yang baik. Sehingga dapat diajak berdialog dengan mengedepankan prinsip-prinsip kemanusiaan dan perdamaian.
Komunikasi perdamaian yang dilakukan oleh Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional dari Universitas Pertahanan Indonesia ini mendapatkan kepuasan dari masyarakat Aceh. Sebagaimana dilansir oleh kumparan.com/19/10/2019, SBY yang berpasangan dengan Boediono menang mutlak di Aceh degan memperoleh suara sekitar 93,2 persen. Pemilihan Presiden ini dilakukan di seluruh Indonesia pada 5 Juli 2009. Sebelumnya, 31 Agustus 2005, Peraih penghargaan Tri Sakti Wiratama ini masih menunjukkan sebagai pahlawan kemanusiaan dengan memberikan amnesti kepada narapidana politik GAM. Pemerintah membebaskan tanpa syarat kepada mereka, sehingga kembali ke masyarakat seperti biasa.
SBY, Negosiasi dan Kemerdekaan Palestina
Sebagaimana ditulis oleh tempo.co/29/5/2010, SBY meyakinkan Presiden Palestina Mahmud Abbas di Istana Merdeka, Sabtu 29 Mei 2010, bahwa Indonesia tetap kokoh, konsisten dan konsekuen untuk mendukung penuh kemerdekaan Palestina. Ketika menjabat sebagai Presiden RI, SBY telah melakukan usaha untuk menciptakan perdamaian bagi Negara Palestina. Sebagaimana dilansir oleh merdeka.com/1/8/2014, dosen terbaik Seskoad tahun 1989 ini mengirimkan surat terbuka kepada para pemimpin internasional berhubungan dengan masalah kemanusiaan di Gaza. Ayah dua anak ini juga aktif melaksanakan diplomasi beserta para menteri dan diplomat Indonesia termasuk dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan Presiden Palestina.
Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik tahun 2003 ini juga mengecam agresi militer Israel di Jalur Gaza, Palestina yang telah menewaskan ratusan warga sipil tidak berdosa, sebagaimana dilaporkan oleh republika.co.id/17/7/2014. Kecaman yang disampaikan oleh pria kelahiran Pacitan ini menandakan bahwa penindasan Zionis Israel terhadap rakyat Palestina bertentangan dengan Hak Asasi Manusia dan hukum internasional. Samsuriyanto (2021: 27) dalam Buku Menyelamatkan Negeri: Dari Radikalisme, Covid-19 dan Korupsi, menegaskan bahwa Islam sungguh menghormati kemanusiaan dan mencegah pemeluknya untuk bertindak kekerasan kepada orang lain.
Doktor Honoris Causa Bidang Perdamaian dari Universitas Utara Malaysia tahun 2012 ini memberikan solusi menuju perdamaian dan keamanan di Jalur Gaza. Pertama, harus segera menghentikan aksi militer Israel. Kedua, PBB mengawasi gencatan senjata yang harus segara dicapai. Ketiga, mencegah aksi balas-membalas. Keempat, harus segera memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban aksi militer, sebagaimana yang dilaporkan oleh merdeka.com/16/7/2014.
Sebagai muslim, usaha yang dilakukan oleh SBY untuk menebar perdamaian dunia. Sebab Islam agama yang dianut adalah agama penuh rahmat untuk seluruh umat (Lebih lanjut baca tema dakwah penuh rahmat, untuk seluruh umat dalam Buku Dakwah Lembut, Umat Menyambut karya Samsuriyanto, 2020:5-7). Doktor Honoris Causa Bidang Kepemimpinan dan Pelayanan Publik dari Universitas Teknologi Nanyang Singapura ini mengusahakan perdamaian dengan cerdas. Semoga menginspirasi terutama kepada para generasi muda Indonesia calon pemimpin dunia.