Ambon, Maluku: Terlalu mahal biaya yang harus kita tanggung sebagai bangsa jika terjadi
konflik antar kita sendiri. Konflik horizontal, konflik komunal. Hal tersebut dijelaskan Direktur
Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di depan
Monumen Gong Perdamaian Dunia, Ambon City Center, Maluku, Kamis (25/1) siang waktu
setempat.
“Tetapi tentu kita semua sudah jauh, jauh lebih baik, dan kita mudah-mudahan senantiasa
dipersatukan oleh kepentingan bersama kita, karena kita ingin masyarakat kita semakin
sejahtera, semakin maju ke depan,” seru AHY.
Hanya dengan bersatu, Indonesia dapat mewujudkan kejayaan di masa depan. “Kita harus
menghindari segala bentuk pertikaian. Mari kita bergandengan tangan untuk menyongsong
masa depan Indonesia, masa depan yang emas. Dan itu semua membutuhkan sinergi,
kolaborasi antar seluruh elemen bangsa, dan juga antar daerah,” terang AHY di hadapan
Gubernur Maluku Said Assagaff dan ratusan warga yang hadir.
AHY juga mengaku sangat senang bisa berkunjung ke Ambon. “Saya baru saja tiba di Ambon
Manise ini. Ini pertama kalinya saya datang ke sini. Dan saya merasa begitu terhormat berada
dalam satu panggung bersama-sama masyarakat Ambon,” ujar AHY.
“Saya juga berpesan kepada pemuda-pemudi yang cantik dan ganteng ini, mudah-mudahan
para pemuda Ambon, Maluku, dan Indonesia selalu memiliki keberanian untuk menghadapi
berbagai tantangan ke depan. Jangan pernah takut untuk gagal, jangan pernah takut kalah.
Hidup adalah perjuangan dan proses, pasti ada suka dan dukanya, ada jatuh ada bangunnya,”
tuturnya.
Di halaman depan monumen Gong Perdamaian, AHY menanam pohon Gayam sebagai salah
satu wujud komitmennya terhadap pelestarian lingkungan.
AHY tiba di Bandar Udara Pattimura, Ambon, Maluku setelah menempuh penerbangan selama
lebih kurang 50 menit dari Sorong, Papua Barat. Di bawah langit biru dan mentari yang cerah,
AHY disambut tari Sawat dan tari Lenso. Dari bandara, AHY menuju Masjid An-Nur di Desa
Batu Merah sebelum ke Monumen Gong Perdamaian. Dalam perjalanan, AHY singgah sejenak
di Jembatan Merah-Putih yang indah.
Setiba di masjid yang dibangun tahun 1575 ini, AHY diterima Kepala Desa Adat Batu Merah
Raja Abdurahman Walla dan Imam Masjid Ustad Usman Oey, diiringi Hadrah shalawat Nabi
Muhammad SAW yang dilantunkan bergantian oleh 200-an jamaah masjid berpakaian serba
putih. Setelah mengambil wudhu, AHY berziarah ke makam Habib Muhammad bin Ahmad
bin Muhammad bin Aqil bin Syech Abubakar didampingi Imam Masjid dan Gubernur Maluku
Said Assagaff yang sudah mendampingi sejak kedatangan AHY di bandara.
Seusai ziarah, AHY menerima cinderamata berupa Kaligrafi Ayat Kursi yang dibuat di atas
kulit kerang, karya pengrajin Batu Merah.