Depok: Dunia di abad 21 dapat dipastikan penuh persaingan. Oleh karena itu, Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengingatkan agar generasi muda adaptif terhadap perubahan yang ada. “Kita harus mempersiapkan diri untuk adaptif terhadap perubahan yang akan datang dengan memahami tantangan global yang kompleks,” kata AHY dalam Seminar Internasional “Role of Youth in The Global World” yang diselenggarakan Junior Chamber International (JCI) Depok, di Auditorium Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia (UI), Rabu (13/9) pagi.
Membawa tema “Tantangan dan Peluang di Abad 21: Visi bagi Generasi Muda Indonesia di Dunia Global”, menurut AHY ada tiga hal yang harus dimiliki generasi muda dalam menghadapi tantangan global saat ini dan ke depan. Kapasitas intelektual, karakter dan integritas yang kuat, serta kualitas kepemimpinan.
“Membangun kapasitas intelektual tidak hanya dilakukan melalui pendidikan formal, tetapi juga melalui rasa ingin tahu untuk terus belajar. Dengan terus belajar dan meningkatkan kemampuan, kita akan menciptakan generasi-generasi baru yang terus berpikir, berkreasi, dan berinovasi,” AHY menjelaskan.
Generasi muda juga harus memiliki karakter dan integritas yang kuat. “IQ tinggi saja tidak cukup,” tegas AHY. “Generasi muda perlu memiliki mental pantang menyerah, keberanian untuk meninggalkan zona nyaman, membuat keputusan berani, serta kesediaan untuk mengambil risiko untuk tujuan yang lebih besar dalam hidup. Tanpa itu semua, kita bisa kehilangan kemampuan dan kapasitas intelektual,” seru AHY kepada ratusan mahasiswa dan mahasiswi yang memadati auditorium.
“Terakhir, kita harus memiliki kualitas kepemimpinan,” lanjutnya. “Pemimpin adalah seseorang yang memiliki cita-cita yang jelas dan kemampuan untuk mempengaruhi yang lain untuk bekerjasama mewujudkan cita-cita tersebut,” jelas AHY.
Dalam kesempatan itu, AHY juga mengingatkan bahwa di era milenial yang serba instan seperti sekarang ini, generasi muda Indonesia harus terus menjaga slogan Bhinneka Tunggal Ika. “Kita harus memanfaatkan keberagaman etnis, agama, dan latar belakang budaya untuk memperkaya cara berpikir kita dan memberi perspektif yang luas. Seperti yang Mahatma Gandhi ingatkan melalui kata bijaknya, “Kemampuan kita untuk bersatu dalam perbedaan merupakan keindahan dan ujian dalam peradaban kita,” AHY menegaskan.
Selain AHY, seminar internasional ini juga menghadirkan World President JCI Dawn Ann Hatzel dan Dewan Pembina Center of Entrepreneurship Universitas Indonesia Roy Darmawan sebagai pembicara, serta dimoderatori Tuti Nurhaningsih Santoso, CEO & Founder Insights HR Management Consulting.
Dawn Ann Harzel dalam paparannya menerangkan bahwa setiap generasi muda tentunya ingin dimengerti dan diapresiasi, oleh karena itu ia mengajak seluruh generasi muda untuk saling bergandengan tangan, membangun pertemanan.
“Sebagai anak muda, kita harus memberikan contoh baik dengan menciptakan pertemanan, hubungan baik, dan hubungan yang kolaboratif sehingga kita bisa saling bekerjasama, memberi dukungan, dan semangat satu sama lain, bukan sebaliknya,” jelasnya.
Di akhir acara, AHY yang didampingi sang istri Annisa Pohan, langsung diserbu para mahasiswa untuk berfoto bersama. Berjalan perlahan menuju pintu keluar auditorium, AHY dan Annisa dengan sabar memenuhi permintaan mereka.
Hadir dalam seminar tersebut antara lain, Wakil Walikota Depok Pradi Supriyatna, dan Presiden JCI Indonesia Jandi Mukianto. (adw/csa)